Ini 6 Anjuran Presiden Jokowi Terkait Penerapan Pendidikan Abjaddi Sekolah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan kebudayaan untuk merumuskan pendidikan abjad ke-Indonesia-an, supaya belum remaja Indonesia tidak terbawa arus budaya negara lain, sehingga kehilangan abjad dan jati diri bangsa.
“Saya hanya ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa sekarang yang namanya perang fisik itu mampu dikatakan sudah mulai ditinggalkan, sekarang yang terjadi ialah bukan lagi penguasaan pada sebuah teritori, tapi penguasaan sumber daya alam, penguasaan sumber-sumber ekonomi di sebuah negara,” kata Presiden Jokowi ketika membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019 dan Penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk Siswa Yatim Piatu Wilayah Jabodetabek, di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (26/1).
Oleh karena ialah itu, Presiden mengingatkan supaya nilai budi pekerti, kesopanan, dan kesantunan harus terus-menerus disampaikan kepada belum remaja Indonesia. “Inilah tekanan yang ingin saya sampaikan supaya belum remaja kita bekali dengan karakter-karakter ke-Indonesia-an yang baik, sehingga masuknya budaya, masuknya arus finansial ke negara kita betul-betul mampu kita pagari belum remaja kita, jangan hingga terbawa oleh arus budaya negara lain, sehingga kita kehilangan abjad dan jati diri,” kata Presiden.
Untuk membangun abjad ke-Indonesiaan tersebut, Presiden Jokowi memperlihatkan 6 (enam) hal yang harus dilakukan.
Pertama, mewajibkan belum remaja untuk mengikuti pendidikan ekstrakulikuler.
Kedua, merancang acara sosial kemasyarakatan untuk menumbuhkan, membangun, dan memupuk rasa sosial budaya bagi belum remaja yang ketika ini sudah mulai dilupakan.
“Misalnya, mengunjungi panti jompo, supaya belum remaja kita ada rasa sosial. Kemudian bersih-bersih kampung di sekitar sekolah, supaya anak memiliki rasa sosial budaya terhadap lingkungannya,” kata Presiden mencontohkan.
Ketiga, lanjut Presiden, kalau di luar negeri ada program overseas experience untuk mengenalkan negara lain kepada anak usia sekolah, maka di Indonesia anak-anak diajak ke provinsi lain untuk mengenal saudara-saudara mereka di provinsi tersebut.
“Ini akan baik untuk kebhinnekaan kita, untuk keragaman kita, dan memperkaya wawasan belum remaja kita bahwa mereka tidak hanya ngerti di kabupatennya atau kotanya masing-masing, ini penting sekali,” kata Presiden seraya mengingatkan, bahwa tujuannya bukan untuk mengajak ke tempat-tempat wisata.
Keempat, mengingatkan kebhinnekaan melalui lagu Indonesia Raya maupun pembacaan Pancasila setiap harinya di sekolah.
“Sebelum pelajaran, tolong belum remaja kita ini diajak untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian Pancasila, selalu setiap hari diingatkan itu,” kata Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut perlu terus diingatkan karena Indonesia memiliki keragamaan dengan lebih dari 700 suku dan 1.100 lebih bahasa lokal. “Kebhinnekaan mirip ini yang perlu kita ingatkan kepada anak-anak, sehingga Indonesia Raya, Pancasila itu perlu setiap hari kita ingatkan kepada belum remaja kita,” ujar Presiden menegaskan.
Kelima, Presiden meminta lomba-lomba untuk belum remaja di setiap kecamatan maupun kabupaten/kota digiatkan kembali. “Mungkin sekarang belum remaja kita yang lebih modern mampu saja lomba membikin video, lomba membikin blog, menulis dalam blog, lomba membikin aplikasi-aplikasi. Saya kira berbagai lomba di tingkat kecamatan, tingkat kabupaten yang mampu kita lakukan” kata Presiden seraya menceritakan semasa dirinya masih kecil, ada lomba olahraga atau melukis di setiap kecamatan dan kota ketika libur sekolah.
Terakhir, Presiden Jokowi menekankan pentingnya penguasaan dan pengenalan dini teknologi informasi bagi anak-anak. “Ajari mereka, contohnya di SD mengenai penggunaan microsoft excel, microsoft word, misalnya, ajarkan pada mereka. Karena apapun ini ke depan akan sangat memiliki kegunaan bagi anak didik kita,” kata Presiden.
Presiden juga mengingatkan untuk memperlihatkan perhatian yang sangat serius terhadap perkembangan media sosial, yang sekarang ini begitu dekat dan faktual pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya ingin apa yang saya sampaikan tadi dirumuskan dalam sebuah pemikiran yang lebih komprehensif,” pungkas Presiden Jokowi seraya mengingatkan supaya anggaran pendidikan tahun 2019 yang sangat besar, lebih dari Rp400 triliun ini, untuk digunakan tepat sasaran.
Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menko PMK Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Yohanna Yembise, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono
Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/
Posting Komentar untuk "Ini 6 Anjuran Presiden Jokowi Terkait Penerapan Pendidikan Abjaddi Sekolah"